Spiritual Engineering Quotient

Misi SEQ:
“Merekonstruksi tubuh spiritual manusia yang telah mengalami “degradasi”,
karena kesalahan manusia dalam memahami dan menggunakan
tubuh sebagai media ekspresi nilai-nilai ketuhanan.”

Rahmat T. Ashari, lahir di kota intan, Garut, 26 Agustus 1972. Masa kecil—dari SD sampai SMP—dihabiskan di kota kelahirannya. Kemduian, tahun 1989, melanjutkan sekolah ke Tarbiyatul Mu´allimîn Islâmiyah (TMI), Pesantren Wali Songo, Ngabar, Ponorogo, Jawa Timur. Semenjak usia dini, penulis telah berkenalan dengan para guru ngaji, di kampung halamannya, dan cukup getol mendengarkan serta mengunjungi para guru, untuk mencari berkah dari keluhuran ilmunya. Keuletan mencari ilmu, memang, telah menjadi keinginan kuat dari orangtuanya. Sehingga, ketika ibunya melahirkan penulis, mereka memberi nama Rahmat Thohir, dengan harapan kelaknya, menjadi pemberi karunia, dan penyuci “keangkuhan”, agar menjadi bijak dan rendah hati.

Tahun 1993, atas dorongan kedua orangtuanya, meneruskan perjalanan mencari ilmu ke Al-Azhar, Kairo, yang dikenal sebagai negeri para nabi (ardul anbiyâ’). Dari lembaga pendidikan tertua di dunia ini, ia berkenalan dengan para intelektual, dan utamanya masyâyikh (tokoh agama) yang berada di lingkungan thariqat. Dan, di kota Kairo, ia mengambil ijazah Thariqat Naqsyabandiyah langsung dari pimpinannya, Syeikh Dliyâ’uddin Amin al-Kurdi, yang merupakan Guru Besar Filsafat, Fakultas Ushuludin, Universitas Al-Azhar. Sementara mengambil inisiasi Hakikat Sejati Insan, di Jakarta pada tahun 2003, kepada Syeikh-Mursyid Thariqat Qâdiriyah Rifâ´iyah, Habîb Râis Ridjâly bin Hâsyim Bin Thâhir AQ. Semenjak inisiasi Hakikat Sejati Insan, ia banyak merefleksikan dan menuliskan pemikirannya tentang hakikat sejati insan, yang ingin ditemukan dan dicapai oleh para pencari Guru Sejati.

Selain aktif di dunia spiritual, ketika ia menjadi mahasiswa dan sampai sekarang, ia aktifis berogranisasi. Maka, ia sempat menjadi Ketua Senat, Fakultas Bahasa Arab, tahun 1997. Ketua Himpunan Keluarga Pondok Pesantren Wali Songo, Cabang Kairo, tahun 1996. Koordinator Mizan Study Club (Study Islam dan Pemikiran Kontemporer), dari club kajiannya ini, ia bersama kawan-kawan menulis buku berjudul Islam Garda Depan, yang diterbitkan oleh Mizan Bandung. Ketua Perwakilan Pelajar Islam Indonesia (PII-Kairo), tahun 2000.

Sepulangnya ke tanah air, tahun 2001, ia aktif di organisasi. Tahun 2003, ia menjadi pengurus di Departemen Luar Negeri PB-PII, Jakarta. Pada tahun yang sama menjadi sekretaris panitia pelaksanaan Asean Youth Camp 2003, yang diadakan oleh RISEAP (Regional Islamic Da’wah Council Four Southeast Asia and the Pacificl). Ketua Komunitas Keluarga Sakinah, Jakarta, tahun 2003. Ketua Divisi Pengembangan Program, Yayasan Mahasinul Akhlak, tahun 2003 – 2006. Koordinator Pusat Informasi Thariqat Indonesia (PIThI), tahun 2003 – 2006. Koordinator Jaringan Islam Melayu (JIM), Jakarta, tahun 2007. Sekretaris Umum Perkumpulan Masyarakat Nusantara, Jakarta, tahun 2007.

Sementara karir kerjanya di Jakarta, ia bekerja di Penerbit Hikmah Fajar Sidik (2003 – sampai sekarang), sebagai editor tetap buku-buku berbahasa Arab. Kharisma Anak Bangsa, duduk di Pengembangan Teknologi Informatika, tahun 2003. Interpreter bahasa Arab di TV – 7, ketika perang Irak terjadi, tahun 2003. Divisi Fundraising LAZIS Dewan Da´wah (2007). Pada tahun 2007, bersama-sama sahabatnya mendirikan Spiritual Engineering Quotient (SEQ) Center for Learning, dan sedang menyelesaikan buku tentang “SEQ”.